Jumat, 12 Februari 2010

Menanamkan Mental wirausaha Sejak Dini

MENJADI wirausahawan ibarat masuk sebuah Perguruan Tinggi yang bernama : Universitas Tahan Menderita, Fakultas Elit (Ekonomi Sulit), Jurusan Mau Maju, Program Studi Tahan Banting. Untuk masuk universitas, fakultas, jurusan dan program studi yang demikian, sangat diperlukan mental baja, keberanian yang luar biasa, kesabaran yang indah, serta tekad yang kuat serta bulat.

Oleh sebab itu mental wirausahawan harus ditanamkan sejak dini. Ciputra, salah seorang pengusaha real estate, yang sudah terkenal, dalam wawancara talk show Kick Andi, mengatakan bahwa dia sudah ditanamkan mental berwirausaha sejak masih kecil, menumpang di rumah pamannya, bangun tidur pagi yang dilihat terigu, beras, gula berkarung-karung.

Begitu susahnya melatih diri untuk mempunyai jiwa dagang, melayani pembeli, menjaga hubungan dengan pembeli, supaya pelanggan yang sudah ada tidak kabur, bagaimana pula merekrut pelanggan baru. Keahlian macam begini tidak akan datang secara mendadak, atau tidak akan turun dari langit secara gratis. Melainkan harus dilatih sejak dini, ditanamkan sejak dini.

Jadi tidak usah heran, kalau banyak dari wirausahawan yang berhasil kebanyakannya dari etnis Tionghoa, karena mereka sudah kental dengan hal demikian sejak dini. Banyak alumni universitas negeri atau swasta yang tidak tahan menjadi wirausahawan, karena mental yang tidak disiapkan. Mereka tahu teori, tapi setelah terjun, disuruh berjualan malu, disuruh jadi sales tidak berani mengetuk pintu.

Menurut data, jumlah pengangguran, baik yang terbuka atau terselubung, kebanyakannya adalah dari Fakultas Ekonomi, Jurusan manajemen. Bayangan mereka, setelah lulus akan jadi manajer, beberapa tahun kemudian jadi general manajer. lalu jadi direktur. Mereka jadi lebih terperanjat, setelah lulus mereka malah langsung direktur, direken batur (dianggap pembantu), disuruh kesana kemari, yang kadang tidak ada hubungannya dengan mata kuliah yang dipelajarinya di bangku kuliah

Bagi yang tidak tahan, dia akan frustrasi. Tetapi, bagi yang punya mental wirausaha sejak dini, hal demikian dianggap training. Sebelum jadi manajer, dia harus tahu kesulitan yang dihadapi anak buahnya.

Saya melatih anak2 saya untuk menjadi wirausaha sejak masih SD, saya ajak mereka mengawasi bangunan rumah yang kami buat untuk dijual lagi. Saya ajak mereka untuk beli material bangunan, pasir semen, kayu, koral, besi dsb. Sekarang ketika saya jauh, mereka sudah bisa dilepas untuk beli material sendiri, untuk mengawasi kerja para tukang dan kenek, di saat usia mereka masih 17 tahun dan 13 tahun. Saya pantau mereka lewat sms atau YM. Sebulan sekali saya datangi dan lihat bagaimana hasil pekerjaannya.

Pada awalnya memang sulit, tetapi kalau sudah dicoba semuanya akan lancar2 dan aman2 saja, tentunya ini juga harus disertai doa dan usaha yang terus menerus. Saya berwirausaha sejak masih 12 tahun dengan berjualan es (pernah saya tulis di komentar artikel “Matinya Guru Kami”) di blog ini juga.

Saya melihat di setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Menjadi wirausahawan jangan berpikir anda langsung jadi bos. Tapi ibaratkanlah masuk universitas, fakultas, jurusan dan program studi seperti diibaratkan di awal tulisan ini. Itu kalau anda mau maju.


Sumber: www.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar